Launching Implementasi Teknologi Wolbachia di Jakarta Barat

bagikan artikel ini :

Jakarta, 4 Oktober 2024 – Kementerian Kesehatan RI melalui direktorat jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan launching project penanggulangan DBD dengan metode wolbachia yang berlangsung di Taman Agro Eduwisata GSG RW 07 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Acara ini berlangsung sukses dengan dihadiri oleh berbagai pejabat penting termasuk Walikota Jakarta Barat, dan anggota DPRD DKI Jakarta. Acara ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan publik di Indonesia.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Yudhi Pramono, MARS menjelaskan bahwa infeksi dengue, yang pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968, telah menyebar ke hampir seluruh kawasan negara ini. Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 186.324 kasus Demam Berdarah Dengue dan 1.120 kematian, angka yang mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto mengatakan, rangkaian persiapan pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD dengan metode wolbachia di Jakarta Barat telah dimulai sejak dinyatakan wilayah Kecamatan Kembangan, khususnya RW 07 Kelurahan Kembangan Utara, sebagai salah satu lokasi implementasi program tersebut. “Pemilihan Jakarta Barat, terutama kecamatan Kembangan sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk aedes ber-wolbachia berdasarkan angka DBD yang tertinggi tahun 2023, dengan insiden rate 54,1 per 100 000 penduduk. Meski begitu, wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warganya dikenal guyub dan suka bergotong royong. Sehingga secara prinsip warga di sini menerima dengan baik pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia,” jelasnya.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan enam strategi nasional penanggulangan DBD, dan salah satunya adalah inovasi teknologi Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri alami yang dapat menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk, sehingga dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kejadian penyakit ini. Penelitian di Yogyakarta menunjukkan bahwa penggunaan Wolbachia mampu menurunkan 77% angka kejadian dan mengurangi rawat inap akibat DBD hingga 86%.
“Pilot project teknologi Wolbachia ini diharapkan dapat menjadi contoh efektif dalam pengendalian DBD di seluruh Indonesia,” ungkap dr. Yudhi. Dia menekankan pentingnya komitmen bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan stakeholder terkait untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam mendukung implementasi pilot project ini, Kementerian Kesehatan menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menyediakan telur nyamuk ber-Wolbachia serta pelatihan bagi petugas lapangan. Sebanyak 30.000 ember Wolbachia juga disiapkan untuk digunakan dalam program ini.

“Melalui teknologi ini, kita berharap dapat mewujudkan ‘Indonesia Bebas Dengue’ pada tahun 2030,” tutup dr. Yudhi.Acara ini menjadi langkah penting dalam upaya pemerintah dalam mengurangi beban penyakit dengue dan melindungi kesehatan masyarakat di Jakarta, serta menunjukkan komitmen yang kuat dalam penggunaan inovasi teknologi untuk kesehatan publik.

Berita Terkait