Pemerintah Indonesia secara resmi meluncurkan Gerakan Bersama Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis (GEBER TBC) sebagai upaya percepatan eliminasi TBC berbasis kewilayahan. Kegiatan ini menandai dimulainya strategi baru yang memberdayakan desa dan kelurahan sebagai garda depan deteksi, pengobatan, dan pendampingan pasien TBC, sesuai arahan Perpres No. 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC berbasis wilayah.

Acara peluncuran dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto, serta diikuti oleh pimpinan DPR, DPD, kepala daerah dari 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, kader kesehatan, serta perwakilan dari organisasi masyarakat sipil. Peluncuran ini turut disemarakkan oleh kehadiran delapan Kampung Siaga TB dari DKI Jakarta yang memamerkan praktik baik penanggulangan TBC melalui poster interaktif.

Kegiatan dilaksanakan pada Jumat, 9 Mei 2025 pukul 09.00–10.30 WIB di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan kerja ke delapan lokasi piloting Desa/Kelurahan Siaga TBC, termasuk Klapanunggal (Bogor), Sukadami (Bekasi), hingga Rengas Pulau (Medan), yang berlangsung selama Mei hingga Juli 2025. Indonesia saat ini menjadi negara dengan beban kasus TBC tertinggi kedua di dunia setelah India, menyumbang 10,1% dari 10,8 juta kasus global pada tahun 2023. Meski capaian nasional terus meningkat, seperti temuan kasus TBC tahun 2024 yang mencapai 860.100 kasus (79% dari estimasi), angka keberhasilan pengobatan TBC Sensitif Obat (SO) masih berada di 83% (target 90%) dan TBC Resistan Obat (RO) hanya 57% (target 80%). Program ini diharapkan menjadi solusi kolaboratif untuk menutup kesenjangan tersebut di tingkat komunitas.

Dalam peluncuran nasional ini, dilakukan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, dilanjutkan dengan penekanan tombol sirine sebagai simbol gerakan nasional. Acara juga meliputi dialog langsung antara menteri dan para pemangku kepentingan lokal, serta kunjungan booth pameran inovasi. Pemerintah menargetkan cakupan notifikasi kasus TB sebesar 90% dari estimasi nasional (1.090.000 kasus), keberhasilan pengobatan TB SO sebesar 90%, dan pemberian terapi pencegahan (TPT) kepada 100.000 orang atau 72% dari target. Beberapa wilayah piloting menunjukkan capaian signifikan. Misalnya, Puskesmas Klapanunggal (Bogor) mencapai cakupan penemuan kasus hingga 126% dengan 100% pasien TB SO memulai pengobatan, sementara Puskesmas Cibeber (Cianjur) berhasil meraih 98% tingkat keberhasilan pengobatan TB SO. Namun, tantangan tetap ada di daerah seperti Rengas Pulau (Medan) yang hanya mencatat 35% cakupan penemuan kasus dan 0% keberhasilan pengobatan TB RO, menegaskan perlunya penguatan sistem di tingkat kelurahan dan kaderisasi di lapangan. (CRP19)